![]() |
| credit pict: pinterest |
Saya kesal karena ketakutan yang menguasai saya. Mulanya saya pikir wajar untuk merasa seperti itu. Setengah deg-degan, setengah panik, setengah lelah *total jadi satu setengah* opotohcak. Tapi rasa takut itu lama-lama tidak bisa saya kendalikan. Saya mulai overthinking, mulai berkhayal, mengimajinasikan yang iya-iya. People said "overthinking kills the magic" oh that's so damn true. Beberapa waktu lalu ketakutan saya menjadi fatal karena sedikit menghilangkan passion saya. Tapi dengan dorongan teman-teman, keluarga, dan ibu-ibu pinggir jalan saya bisa bagkit walaupun sedikit telambat.
Saya tambah kesal karena saya ketakutan tapi saya diam saja, sok kuat, sok kalem, pura-pura semua baik-baik saja padahal nyatanya tidak, nyatanya saya ketakutan.
Saya tambah kesal karena saya ketakutan tapi saya diam saja, hanya berasumsi, membuat persepsi, menerka-nerka apa yang orang-orang pikirkan dan apa yang sedang terjadi.
Saya tambah kesal karena saya ketakutan tapi saya diam saja, tidak berusaha mencari solusi, berharap lama-lama masalahnya selesai sendiri, skripsi selesai, lulus, ketemu jodoh, dunia damai tanpa perang, semua orang bahagia selama-lamanya.
DYAAAAAAR!
Tapi lalu dengan melihat foto dibalik leptop ini, di balik mesin ketik canggih ini, tertempel foto ibu, bapak dan mas indra. What should I ask more? I know I'm not alone, I know I can do this. Dulu ngrangkak aja gabisa, sekarang malah bisa lari, dulu TK baca aja gabisa trus sekarang jadi bisa, masak skripsi gabisa. *persamaannya agak ga setara sih*.
Aku takut tapi aku pasti bisa kan? Aku takut jadi harus kucari solusinya, aku takut jadi aku harus jadi pemberani. Bagaimana jadi orang pemberani?
JANGAN TAKUT!

Comments
Post a Comment